MOTIVASI
Pengertian
Motivasi
Motivasi
berasal dari kata movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi adalah
dorongan dalam mengarahkan individu yang merangsang tingkah laku individu serta
organisasi untuk melakukan tindakan dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
.Motivasi (motivation) dalam manajemen
hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya.
Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan,
agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan
yang telah ditentukan.
Pentingnya
motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung
perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias untuk mencapai hasil
yang optimal. Motivasi semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada
bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang
diinginkan.
Tujuan motivasi :
- Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
- Meningkatkan produktivitas kerja
- Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan
- Meningkatkan kedisiplinan kerja karyawan
- Mengefektifkan pengadaan karyawan
- Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
- Meningkatkan loyalitas , kreativitas dan partisipasi karyawan
- Mempertinggi rasa tanggungjawab karyawan
- Meningkatkan efisiensi penggunaan alat alat dan bahan baku
Metode Motivasi
Ada dua metode motivasi yaitu motivasi langsung dan
tidak langsung.
a. Motivasi Langsung (Direct Motivation)
Motivasi Langsung adalah motivasi (materiil dan non
materiil) yang diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk
memenuhi kebutuhan serta kepuasannya. Jadi sifatnya khusus, seperti pujian,
penghargaan, tunjangan hari raya, bonus, dan bintang jasa.
b. Motivasi Tak Langsung (Indirect Motivation)
Motivasi Tidak Langsung adalah motivasi yang diberikan
hanya merupakan fasilitas- fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah
kerja/kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan bersemangat melakukan
pekerjaannya. Misalnya kursi yang empuk, mesin-mesin yang baik, ruangan kerja
yang terang dan nyaman, suasana kerja yang serasi, serta penempatan yang tepat.
Motivasi tidak langsung besar pengaruhnya untuk merangsang semangat bekerja
karyawan sehingga produktif.
Ketika berbicara mengenai motivasi, maka dibutuhkan proses untuk menerapkan
dan memberhasilkannya. Proses tersebut yakni:
- Tujuan. Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi, baru kemudian para pegawai dimotivasi kearah tujuan itu.
- Mengetahui kepentingan. Hal yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui keinginan pegawai dan tidak hanya melihat dari sudut kepentingan pimpinan atau perusahaan saja.
- Komunikasi Efektif. Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dengan bawahan. Bawahan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat apa saja yang harus dipenuhinya supaya insentif tersebut diperolehnya..
- Integrasi tujuan. Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan kepentingan pegawai. Tujuan organisasi adalah needscomplex, yaitu untuk memperoleh laba serta perluasan perusahaan, sedangkan tujuan individu pegawai ialah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. Jadi, tujuan organisasi dan tujuan pegawai harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
- Fasilitas. Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan individu pegawai yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Seperti memberikan bantuan kendaraan kepada salesman.
PENDEKATAN
MOTIVASI
a) Pendekatan
Tradisional
pendakatan ini diperoleh oleh bapak manajemen
frederick W.Tajlor menurut pendekatan ini, motivasi seseorang didorong oleh
keinginannya untuk memperoleh gaji. Jadi seseorang akan bergerak apabila ada
stimulus berupa uang sebagai upah atas apa yang mereka lakukan dalam hal ini
manajemen dianggap lebih tau dibandingkan dengan karyawan, karena pada umumnya
karyaman yang malas tidak mau bekerja akan lebih bersemangat untuk bekerja apabila
ada stimulus berupa uang tersebut.
b) Pendekatan
hubungan manusiawi(human relation)
salah satu tokoh dalam pendekatan ini adalah Elton
Mijo. Pendekatan ini mendorong motivasi seseorang dengan cara sosial, misalnya
dengan adanya pengajian rutin mingguan, arisan bulanan dan sebagainya. Yang
bisa mendorong mereka untuk bisa berinteraksi dengan orang lain. Pendekatan ini
memperbaiki pendekatan tradisional, karena aspek sosial seseorang tidak hanya
pada uang.
c)
Pendekatan Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia yaitu karyawan mempunyai
motivasi yang sangat beraneka ragam, bukan hanya motivasi karena uang ataupn
keinginan akan kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan mempunyai
arti dalam bekerja. Tugas manajer dalam model ini, bukanlah menyuap para
karyawan dengan upah atau uang saja tetapi juga untuk mengembangkan rasa
tanggung jawab bersama dalam mencapai tujuan organisasi dan anggotanya, dimana
setiap karyawan menyumbangkan sesuai dengan kepentingan dan kemampuannya
masing-masing.
Para
manajer dapat menggunakan model motivasi hubungan manusiawi dan sumber daya
manusia secara bersama. Dengan bawahannya, manajer cenderung menerapkan model
manusiawi: Mereka mencoba untuk mengurangi penolakan bawahan dengan perbaikan
moral dan kepuasan. Bagi dirinya sendiri, manajer akan lebih menyukai model
sumber daya manusia: mereka merasa kemampuannya tidak digunakan secara atasan
mereka penuh oleh sebab itu mereka mencari tanggung jawab yang lebih besar dari
atasan .
TEORI
MOTIVASI
1. Jaman Dulu
·
Teory Kebutuhan
Menurut moslow
kebutuhan manusia itu tersusun secara hirarkis misalny akebutuhan pertama
mereka adalah kebutuhan fisiologis, setelah kebutuhan itu terpenuhi kemudian
bergerak menjadi kebutuhan yang keamananya lebih tinggi yaitu kebutuhan sosial
kemudian pengakuan dan yang paling tinggi yaitu aktualisasi penjelasan atau
kebutuhan tersebut.
-
Teori Isi
Motivasi Aldefer ( ERG )
Teori ini merupakan variasi dari teori moslow, menurut
Aldelfer dorongan motivasi terbentuk dari tiga hal yaitu:
E =exticence yaitu bersal dari beberapa kebutuhan
fisiologis seperti: makan, minum, gaji dsb.
R = relatedness yang berasal dari kebutuhan
bersosialisasi dengan orang lain.
G = growth yang mendorong seseoran untuk lebih kreatif
dan produktif.
·
Teori X dan
Y dati Mc. Gregor
Teori ini
didasarkan pada asumsi-asumsi bahwa manusia secara jelas dan tegas dapat
dibedakan atas manusia penganut teori X dan mana yang menganut teori Y.
Pada asumsi
teori X menandai kondisi dengan hal-hal seperti karyawan rata-rata malas
bekerja, karyawan tidak berambisi untuk mencapai prestasi yang optimal dan
selalu menghindar dari tanggung jawab, karyawan lebih suka dibimbing,
diperintah dan diawasi, karyawan lebih mementingkan dirinya sendiri. Sedangkan
pada asumsi teori Y menggambarkan suatu kondisi seperti karyawan rata-rata
rajin bekerja. Pekerjaan tidak perlu dihindari dan dipaksakan, bahkan banyak
karyawan tidak betah karena tidak ada yang dikerjakan, dapat memikul tanggung
jawab, berambisi untuk maju dalam mencapai prestasi, karyawan berusaha untuk
mencapai sasaran organisasi (Robbins dalam bukunya Umar, 2000).
·
Teori 2
faktor dari Frederick Herzberg
Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “ Model Dua
Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”.
Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional
adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti
bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene
atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti
bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam
kehidupan seseorang.
Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor
motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih,
kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan
faktor-faktor hygiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang
dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan
seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh
para penyelia, kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi,
kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku.
Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan
teori Herzberg ialah memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang
lebihberpengaruh kuat dalam kehidupan seseorang, apakah yang bersifat intrinsik
ataukah yang bersifat ekstrinsik.
2. Kontemporer
·
Teori McClelland (Teori
Kebutuhan Berprestasi)
Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk
mencapai prestasi atau Need for Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa
motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan
prestasi. Murray sebagaimana dikutip oleh Winardi merumuskan kebutuhan akan
prestasi tersebut sebagai keinginan :“ Melaksanakan sesuatu tugas atau
pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek
fisik, manusia, atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan
seindependen mungkin, sesuai kondisi yang berlaku. Mengatasi kendala-kendala,
mencapai standar tinggi. Mencapai performa puncak untuk diri sendiri. Mampu
menang dalam persaingan dengan pihak lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui
penerapan bakat secara berhasil.
Menurut McClelland karakteristik orang yang
berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu : (1) sebuah
preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat; (2)
menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya
mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti kemujuran
misalnya; dan (3) menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan
mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.
·
Teori Evaluasi Kognitif
Teori
Evaluasi Konitif adalah teori yang menyatakan bahwa pemberian penghargaan-penghargaan
ekstrinsik seperti imbalan kerja untuk perilaku yang sebelumnya memuaskan
secara intrinsik cenderung mengurangi tingat motivasi secara keseluruhan.
Perkembangan
teori ini adalah indeks diri ( self-concordance) yang mempertimbangkan tingkat
sampai mana seseorang ingin melakukan pekerjaan secara konsisten dengan minat
dan nilai-nilai inti mereka.
·
Teori Penentuan Tujuan ( Edwin Locke )
Teori ini mengemukakan bahwa niat untuk mencapai tujuanlah yang merupakan
sumber motivasi kerja yang utama. Dalam teori ini juga dkemukakan bahwa umpan
balik mempengaruhi hubungan antara tujuan dan kinerja.
Selain umpan
balik,ada tiga faktor lain yang mempengaruhi hubungan tujuan dengan kinerja,
yaitu
- komitmen tujuan, yaitu ketika individu tidak akan mengabaikan tugasnya demi
mencapai tujuannya.
- karakteristik tugas, artinya pekerjaan yang berbeda akan menyebabkan
perbedaan karyawan dalam menyelesaikannya
- kultur
nasional
·
Program MBO
Manajemen
Berdasarkan Tujuan atau MBO (management by obyektif) adalah program yag
mencakup tujuan-tujuan khusus yang ditentukan secara partisipatif, untuk satu
periode yang jelas dengan umpan balik atas kemajuan tujuan yang direncanakan
pada awalnya.
Dalam hal
ini perusahaan bisa menetukan tujuan yang ingin mereka capai dengan waktu
yang telah ditentukan. Dan dalam pelaksanaannya, karyawan juga ikut
berpartisipasi dalam menentukan tujuannya, serta mendapatkan umpan balik agar
dapat mengintropeksi segala kesalahan dalam usahanya agar menjadi lebih baik
lagi untuk hasil yang memuaskan.
·
Teori Efektifitas Diri
Teori
Efektivitas Diri disebut sebagai
teori kognitif sosial atau Teori
Pembelajaran sosial yang mengemukakan individu itu mampu mengerjakan suatu
tugas.
Ada empat
cara untuk meningkatkan efektivitas diri, yaitu:
o penguasaan
yang tetap
o contoh yang
dilakukan oleh individu lain,
o bujukan
verbal
o kemunculan
·
Teori Penguatan
Berbagai teori atau model motivasi yang telah dibahas
di muka dapat digolongkan sebagai model kognitif motivasi karena didasarkan
pada kebutuhan seseorang berdasarkan persepsi orang yang bersangkutan berarti
sifatnya sangat subyektif. Perilakunya pun ditentukan oleh persepsi tersebut.
Padahal dalam kehidupan organisasional disadari dan
diakui bahwa kehendak seseorang ditentukan pula oleh berbagai konsekwensi
ekstrernal dari perilaku dan tindakannya. Artinya, dari berbagai faktor di luar
diri seseorang turut berperan sebagai penentu dan pengubah perilaku.
Dalam hal ini berlakulah upaya yang dikenal dengan “hukum
pengaruh” yang menyatakan bahwa manusia cenderung untuk mengulangi perilaku
yang mempunyai konsekwensi yang menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku
yang mengibatkan perilaku yang mengakibatkan timbulnya konsekwensi yang
merugikan.
Contoh yang sangat
sederhana ialah seorang juru tik yang mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik
dalam waktu singkat. Juru tik tersebut mendapat pujian dari atasannya. Pujian
tersebut berakibat pada kenaikan gaji yang dipercepat. Karena juru tik tersebut menyenangi
konsekwensi perilakunya itu, ia lalu terdorong bukan hanya bekerja lebih tekun
dan lebih teliti, akan tetapi bahkan berusaha meningkatkan keterampilannya,
misalnya dengan belajar menggunakan komputer sehingga kemampuannya semakin
bertambah, yang pada gilirannya diharapkan mempunyai konsekwensi positif lagi
di kemudian hari. Contoh sebaliknya
ialah seorang pegawai yang datang terlambat berulangkali mendapat teguran dari
atasannya, mungkin disertai ancaman akan dikenakan sanksi indisipliner. Teguran
dan kemungkinan dikenakan sanksi sebagi konsekwensi negatif perilaku pegawai
tersebut berakibat pada modifikasi perilakunya, yaitu datang tepat pada
waktunya di tempat tugas.
Penting untuk diperhatikan bahwa agar cara-cara yang
digunakan untuk modifikasi perilaku tetap memperhitungkan harkat dan martabat
manusia yang harus selalu diakui dan dihormati, cara-cara tersebut ditempuh
dengan “gaya” yang manusiawi pula.
·
Teori Keadilan
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia
terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi
kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima. Artinya, apabila seorang
pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua
kemungkinan dapat terjadi, yaitu :
Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih
besar, atau
Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Perkembangan
teori keadilan :
o keadilan distribusi hanya terfokus dalam imbalan kerja saja
o Keadilan
prosedural adalah keadilan yang ditentukan dari
proses pendistribisian penghargaan yang akan diberikan kepada karyawan
o keadilan
interaksional adalah tingkat sampai dimana seorang individu
diperlakukan dengan martabat, perhatian, dan denga hormat
·
Teori Harapan
Teori harapan (expectancy heory) adalah teori yang dikemukakan oleh Victor
Vroom yang menjelaskan bahwa karyawan akan termotivasi untuk mengeluarkan
seluruh usaha terbaiknya bila mereka yakin bahwa usaha yang akan mereka lakukan
akan mendapatkan penilaian yang baik. Penilaian yang baik akan menghasilkan
penghargaan seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi, dan akan memuasan
tujuan-tujan peribadi karyawan.
Tantangan motivasi
Kendala- kendala motivasi adalah sebagai
berikut :
1. Untuk menentukan alat motivasi yang paling
tepat, sulit karena keinginan setiap individu karyawan tidak sama
2. Kemampuan perusahaan terbatas dalam
menyediakan fasilitas dan insetif
3. Manager sulit mengenai motivasi kerja
setiap individu karyawan.
4. Manager sulit memberikan insentif yang
adil dan layak.
Alat-alat motivasi
Alat-alat motivasi adalah
a. Material IncentivePSIKOLOGI SUMBER DAYA MANUSIA
Merupakan motivasi yang bersifat materiil
sebagai imbalan prestasi yang diberikan
oleh karyawan, misalnya dalam bentuk uang
dan barang-barang.
b. Non Material Incentive
Merupakan motivasi (daya perangsang) yang
tidak berbentuk materi, misalnya penempatan yang tepat, pekerjaan yang
terjamin, piagam penghargaan, bintang jasa, perlakuan yang wajar, dan
sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar