Selasa, 22 April 2014

Makalah Harga Bahan Baku Pangan


Semester ini gue udah dapet tugas rempong, buat makalah tentang harga periode januari - maret di toko terdekat dari rumah gue. Dih malesin sih sebenernya tapi berhubung gue itu jago banget yang namanya ngarang bebas mempertemukan kata kata sehingga menjadi paduan kalimat yang enak dibaca indah untuk di baca jadi ya OK FIKS gue kerjain ( walau tiga minggu setelah dosen ngasih tugas baru gue gerak ke toko belakang rumah).
Nah setelah kurang lebih dua jaman gue mikir keras jadi juga itu makalah yang tak seberapa, nih gue post hasil ngarang bebas observasi dan pemikiran gue. 








MAKALAH ILMU EKONOMI MAKRO

KENAIKAN HARGA KEBUTUHAN BAHAN BAKU PANGAN

DI WARUNG KELONTONG INDRI

PERIODE JANUARI S/D MARET 2014



DISUSUN OLEH :
LUTVI ARINTA PRATIWI
13.10.0.030


DOSEN MATA KULIAH :
SYAHRIL EFFENDI, SE. M.Ak

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
                                      


  

KATA PENGANTAR


Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu.

            Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Kenaikan Harga Kebutuhan Bahan Baku Pangan Di Warung Kelontong Indri Periode Januari s/d Maret 2014 ”, yang menurut saya dapat memberikan manfaat bagi kita untuk mengetahui harga bahan baku pangan yang terjadi selama tiga bulan terakhir.

           Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca.

            Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.





Batam,            2014



“Penulis”



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Harga pangan global naik pada Maret 2012, dalam tiga bulan berturut-turut kenaikan terjadi pada harga biji-bijian dan minyak nabati. Kenaikan harga pangan dipicu oleh kenaikan harga minyak mentah dunia.

Pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai 1 April 2012. Dampak dari kenaikan harga BBM itu, dipastikan harga pangan naik, sehingga beban kehidupan masyarakat akan semakin berat. Kenaikan harga BBM dipastikan akan berpengaruh pada harga sembako. Dengan demikian, daya beli masyarakat akan menurun. Padahal, sembako adalah kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi setiap hari. “Kalau BBM sudah naik, pasti beras naik, minyak goreng naik, gula naik, dan barang-barang lainnya juga naik,”. kenaikan harga BBM yang akan dilakukan karena seolah-olah pemerintah tidak punya opsi lain. Padahal, jika pemerintah mau serius, masih ada opsi lain yang bisa ditempuh agar harga BBM tidak terus naik. Kesimpulannya, manajemen energi Indonesia memang butuh banyak pembenahan. Opsi yang seharusnya dilakukan pemerintah sejak dulu, adalah mengolah minyak hasil dalam negeri sendiri, terutama untuk minyak tanah dan premium. Sudah saatnya mengolah minyak tanah sendiri.

Sejumlah kebutuhan pokok khususnya pangan di berbagai daerah sejak ditundanya kenaikan harga BBM mulai menunjukkan kenaikan.  Kebutuhan pangan, seperti cabai, beras, bawang merah dan putih, daging dan telur ayam, gula pasir, naik, bahkan bisa mencapai dua kali lipat dengan kalau dilihat dari faktor musim dan cuaca.  Yang meningkat tajam adalah cabai keriting dan cabai merah dengan lonjakan harga hingga mencapai dua kali lipat.

Praktek nya dalam ilmu-ilmu Ekonomi, harga merupakan salah satu faktor utama, meskipun bukan faktor satu-satunya yang mempengaruhi pilihan pembeli. Harga menjadi faktor utama pilihan pembeli semakin terlihat di antara kelompok-kelompok miskin. Namun, harga bukan menjadi faktor utama pilihan pembeli bagi masyarakat yang mampu/kaya. Namun, teori ini hanya berlaku bagi produk-produk di luar kebutuhan bahan pangan. Untuk kebutuhan bahan pangan yang termasuk kebutuhan primer, akan memiliki dampak garis lurus dengan turunnya pembelian pada kebutuhan sekunder dan pertumbuhan ekonomi.

Singkat kata kita bisa lihat dari situasi pasar dan kondisi pasar yang begini beberapa gambaran. Pertama, Jika harga barang primer meningkat, sementara pendapatan tetap, akan menyebabkan harga barang sekunder pun akan meningkat. Kedua, Pembelian terhadap barang sekunder pun akan menurun. Ketiga, Perubahan harga barang konsumsi menyebabkan tingkat substitusi (pergantian) terhadap barang konsumsi akan berubah pula.

Dari 3 gambaran yang sudah dijelaskan, dapat dilihat kasusnya di masyarakat, di mana pada saat cabai rawit harganya meningkat maka pedagang makanan yang banyak menggunakan cabai akan menggantikannya dengan cabai oplosan atau mengurangi kadar cabainya. Dengan demikian, dari penjelasan di atas, maka harga kebutuhan primer harus dikendalikan oleh pemerintah. Jika tidak, maka akan terjadi kelesuan ekonomi negara, yang berimbas pada penurunan daya saing produk lokal dan penurunan pertumbuhan ekonomi.


1.2 Rumusan Masalah

1.      Apa dampak yang dirasakan dari kenaikan harga bahan paku  pangan ?
2.      Bagaimana cara bijak untuk menanggulangi kenaikan harga bahan baku pangan tersebut?



BAB 2
PEMBAHASAN

Kenaikan komoditas pangan pokok terjadi di berbagai pasar di Indonesia, salah satunya di warung kelontong Indri terus mengalami kenaikan. Selama tiga bulan terakhir harga pangan mengalami naik turun, bahkan pada awal tahun terjadi harga tertinggi.

Kenaikan harga minyak mentah dunia menjadi alasan awal bagi kenaikan harga bahan pokok yang terjadi saat ini bukan hanya karena spekulan atau adanya penimbunan barang. Di sisi lain karena adanya bencana alam yang menimpa Indonesia, misalnya bencana gunung sinabung dan gunung kelud yang menyebabkan pertanian dan perkebunan di sekitaran sinabung lumpuh dikarenakan akses menuju ke daerah mengalami hambatan, bahkan tidak sedikit yang mengalami gagal panen. Banyak distributor yang tidak memperoleh pasokan atau menunda belanja pasokan sambil menanti keadaan membaik.

Sebagai contoh hasil tani dari daerah kediri yang dijual di warung kelontong Indri adalah cabai setan, dimana pada Januari 2014 cabai setan sebesar Rp.85.000 per kilogram, harga justru semakin naik pada Februari 2014 menjadi Rp.95.000 dan setelah keadaan gunung kelud sudah mulai stabil harga cabai setanpun sedikit mengalami penurunan menjadi Rp.85.000 pada Maret 2014.

Letak Batam yang berada di pulau Sumatra menjadikan Batam mendapat kiriman barang salah satunya dari daerah Medan dan sekitarnya. Seperti yang di ketahui Medan kaya akan hasil tani dan perkebunan dan bencana yang menimpa sinabung memang berdampak pada harga barang hasil daerah tersebut.

Tomat pada bulan Maret 2014 berharga normal Rp.7.000 , namun pada Februari 2014 harga tomat cukup tinggi yaitu Rp.20.000 dan harga tertinggi terjadi di Januari 2014 mencapai Rp. 25.000 . Hal serupa juga terjadi pada Labu siam ( Maret 2014 Rp.7.000 per kilogram, Februari 2014 Rp.8.000 , Januari 2014 Rp.10.000 ), Kul ( Maret 2014 Rp.6.000 , Februari 2014 Rp.8.000 , Januari 2014 Rp. 10.000 ), Kentang ( Maret 2014 Rp.11.000 per kilogram , Februari 2014 Rp.16.000 , Januari 2014 Rp. 20.000 ) dan buncis ( Maret 2014 Rp.8.000 per kilogram, Februari 2014 Rp.10.000 , Januari 2014 Rp. 12.000 ) .

Selain kedua faktor diatas ( kenaikan harga BBM dan bencana alam didaerah pemasok ) Batam sendiri mengalami cuaca ekstrem selama tiga bulan terakhir, dimana kadar curah hujan sangat minim, cuaca sangat terik bahkan sempat menyebabkan kebakaran hutan di beerapa titik. Kondisi ini mengakibatkan hasil perkebunan lokal mengalami lonjakan harga menjadi tidak stabil sebagaimana biasanya.

Di warung kelontong Indri sayuran asal Batam yang harganya menjadi fantastis. Kangkung sejak awal tahun 2014 telah mengalami kenaikan yang sangat signifikan Rp.18.000 per kilogram, pada Februari 2014 harga tidak mengalami perubahan atau cenderung sama di Rp.18.000 per kilogram dan dikarenakan cuaca yang sudah mulai membaik pada Maret 2014 kangkung mengalami penurunan menjadi Rp.8.000 per kilogram. Kejadian kenaikan penurunan harga akibat cuaca ekstrem di Batam ini juga dialami oleh bayam dimana pada januari 2014 mencapai Rp.15.000, Februari 2014 Rp.15.000 dan kembali turun Rp.8.000 di Maret 2014.

Adapun bahan pangan lain yang terus mengalami kenaikan harga di warung kelontong Indri yaitu, kacang panjang dijual seharga Rp.26.000 per kilogram di Januari 2014, semakin naik di Feruari 2014 Rp. 28.000 dan tidak mengalami perubahan di bulan Maret Rp.28.000. Sayuran baby kaylan mengalami hal yang sama dan cenderung ekstrem, di Januari saja sudah mencapai Rp.22.000 perkilogram, semakin melonjak di Februari dan Maret 2014 yang mencapai Rp.25.000 per kilogram.

Januari 2014 cabai rawit menyentuh harga tinggi Rp.45.000 per kilogram, beberapa minggu kemudian lebih tepatnya di Februari 2014 turun menjadi Rp.40.000 dan terus mengalami penurunan di Maret 2014 menjadi Rp. 36.000 . Begitu juga dengan cabai merah yang sebelumnya ( Januari 2014 ) bernilai Rp.34.000 per kilogram cenderung turun Rp.30.000 per kilogram di Februari 2014 dan akhirnya menyentuh harga Rp.26.000 di Maret 2014.

Dilihat dari tiga situasi diatas menunjukkan bahwa sistem kita masih sangat rapuh, sehingga mudah sekali dipengaruhi faktor tertentu.

2.1 Dampak yang dirasakan dari kenaikan harga bahan paku  pangan

Lonjakan harga pangan sepanjang tahun telah menyurutkan rasa optimisme masyarakat terhadap perekonomian Indonesia.  Karena itu kini pemerintah tengah berupaya mengembalikan kepercayaan konsumen. Frustasi meningkat, catatan lain yang perlu menjadi perhatian pemerintah adalah rasa frustasi masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini meningkat. Survei menunjukkan masyarakat makin pesimistis bisa mendapatkan pekerjaan akibat minimnya jumlah lapangan kerja.
Kini pemerintah punya tugas tambahan selain menjaga APBN-P; memulihkan kepercayaan dan optimisme masyarakat dengan aksi nyata.

2.2 Cara bijak untuk menanggulangi kenaikan harga bahan baku pangan

Solusi yang dapat ditawarkan untuk meredam faktor ekspektasi positif ini mungkin bisa diharapkan dari opesari pasar dan pelaksanaan pasar murah di beberapa titik konsumsi di seluruh Indonesia. Operasi pasar seperti ini dapat bermanfaat untuk mengendalikan faktor psikologis pasar yang dipicu oleh ”ekspektasi positif” seperti disebutkan di atas, agar kenaikan harga pangan tidak terjadi secara permanen.

Pada saat operasi pasar murah, pemerintah dapat menyampaikan pesan kepada spekulan tentang keseriusan upayanya dalam menjaga stabilisasi harga pangan pokok.  Sasaran pasar murah dapat dibagi mejadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah masyarakat umum dan konsumen di kota besar, yang telah demikian berat harus menanggung kenaikan harga pangan secara bersamaan.

Kelompok kedua adalah masyarakat miskin yang hidup di kantong-kantong kemiskinan di perkotaan (dan perdesaan). Sasaran pasar murah bagi kelompok kedua ini hanya akan efektif apabila dilaksanakan secara terpadu dengan tingkatan pemerintah yang paling bawah, dalam hal ini Kepala Desa, beserta aparat Rukun Warga dan Rukun Tetangga, yang seharusnya memiliki informasi lengkap tentang status warga miskin di wilayah kerjanya.

Faktor kedua pemicu kenaikan harga pangan adalah kinerja pasokan yang sedikit terganggu, walau pemerintah berkali-kali membantah bahwa pasokan pangan aman dan terkendali. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa sistem produksi dan sistem distribusi beberapa pangan terganggu karena kualitas sarana dan prasarana transportasi banyak rusak.

Solusi yang dapat ditawarkan untuk mengatasi faktor produksi dan distribusi ini adalah peningkatan produksi pangan dan pertanian yang diikuti dengan perbaikan sarana dan prasarana infrastruktur vital, terutama jalan negara sampai jalan desa. Peningkatan produktivitas pangan wajib menjadi acuan strategi kebijakan, karena Indonesia tidak dapat mengandalkan cara-cara konvensional dan sistem budidaya yang telah diadopsi selama 40 dekade terakhir.

Pada aspek distribusi, selain upaya pemberantasan atau pengurangan pungutan resmi dan tidak resmi terhadap perdagangan komoditas pangan, perbaikan jaringan jalan dan infrastruktur vital lain menjadi sesuatu yang hampir mutlak. Rencana perbaikan jalan negara, jalan provinsi, kabupaten, sampai pada jalan desa dan jalan produksi usahatani, wajib segera diwujudkan.
Faktor ketiga yang memicu kenaikan harga pangan adalah perubahan iklim. Dengan harga faktor produksi yang juga ikut meningkat, maka tingkat keuntungan relatif petani di Indonesia juga tidaklah terlalu tinggi. Demikian pula, rendahnya pasokan cabe dan produk hortikultura lain juga ikut memicu eskalasi harga komoditas penting bagi konsumsi rumah tangga dan industri kuliner Indonesia.

Solusi yang dapat ditawarkan untuk menanggulangi faktor perubahan iklim ini memang tidak ada yang berdimensi jangka pendek, karena proses adaptasi dan mitigasi memerlukan waktu dan proses penyesuaian yang relatif lama. Namun demikian, strategi penguatan cadangan pangan di tingkat pusat di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dapat dijadikan langkah penting dalam jangka menengah.

Penanggulangan lonjakan harga pangan ini memerlukan kombinasi solusi jitu pada tingkat keputusan politik dengan presisi tinggi pada tingkat teknis ekonomis. Persoalan pangan dan kebutuhan pokok lain bukan ajang eksperimen pencitraan para pemimpin, tetapi merupakan uji kepatutan dan hati nurani kaum elit di negeri ini yang pantas disebut negarawan dan orang yg memiliki keyakinan.


BAB 3
PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Kenaikan harga bahan pangan tiga bulan terakhir ( Januari, Februari dan Maret ) di warung kelontong Indri diakibatkan oleh beberapa faktor  kenaikan BBM, bencana alam yang melanda daerah pemasok dan cuaca ekstrem kota Batam sendiri.  Seharusnya pemerintah lebih siap akan segala kebijakan-kebijakan yang mereka buat. Mungkin pemerintah bisa mengembalikan harga sesuai harga normal yang semestinya. Ini dirasa berat bagi masyarakat yang tergolong  golongan kelas menengah ke bawah yang sangat memberatkan beban yang meraka pikul. Pemerintah kini dituntut agar bisa mensejahterakan rakyatnya agar tidak ada lagi kelaparan, pengangguran sampai tidak kuat mental (stres).

3.2 Saran
  Secara pribadi penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan atau kejanggalan. Ibarat kata “tak ada gading yang tak retak”, tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan makalah selanjutnya. Terimakasih.



LAMPIRAN



Tabel perbandingan harga di warung kelontong Indri
periode Januari – Maret 2014


No
Nama
Satuan
Januari
(Rp)
Februari
(Rp)
Maret
(Rp)
1
Bayam
Kg
15.000
15.0000
8.000
2
Buncis
Kg
12.000
10.000
8.000
3
Baby Kaylan
Kg
22.000
25.000
25.000
4
Cabai Setan
Kg
85.000
95.000
85.000
5
Cabai Rawit
Kg
45.000
40.000
36.000
6
Cabai Merah
Kg
34.000
30.000
26.000
7
Kangkung
Kg
18.000
18.000
8.000
8
Kacang Panjang
Kg
26.000
28.000
28.000
9
Kul
Kg
10.000
8.000
6.000
10
Labu Siam
Kg
10.000
8.000
7.000
11
Tomat
Kg
25.000
20.000
7.000
  

Barang – barang dagangan di warung kelontong Indri

                                   






  

Kegiatan di toko kelontong Indri






Foto bersama pemilik warung kelontong ( Indri, baju merah )





DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka




Bukan, bukan maksud songgong tapi berbagi info aja kali habis baca ini kalian dapet tugas juga kan bisa jadi referensi walau masih banyak banget kurangnya, jadi kalau ada yg mau kasih saran dan nambahin silahkan aja ya ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar