Semester ini gue udah dapet tugas rempong, buat makalah tentang harga periode januari - maret di toko terdekat dari rumah gue. Dih malesin sih sebenernya tapi berhubung gue itu jago banget yang namanya ngarang bebas mempertemukan kata kata sehingga menjadi paduan kalimat yang enak dibaca indah untuk di baca jadi ya OK FIKS gue kerjain ( walau tiga minggu setelah dosen ngasih tugas baru gue gerak ke toko belakang rumah).
Nah setelah kurang lebih dua jaman gue mikir keras jadi juga itu makalah yang tak seberapa, nih gue post hasil ngarang bebas observasi dan pemikiran gue.
MAKALAH ILMU EKONOMI MAKRO
KENAIKAN HARGA KEBUTUHAN BAHAN BAKU PANGAN
DI WARUNG KELONTONG INDRI
PERIODE JANUARI S/D MARET 2014
DISUSUN OLEH :
LUTVI ARINTA PRATIWI
13.10.0.030
DOSEN MATA KULIAH :
SYAHRIL EFFENDI, SE. M.Ak
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha
esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan
sebuah karya tulis dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Kenaikan Harga Kebutuhan Bahan Baku Pangan Di Warung Kelontong Indri Periode Januari s/d Maret 2014 ”, yang menurut saya dapat memberikan manfaat bagi kita untuk mengetahui harga bahan baku pangan yang terjadi selama tiga bulan terakhir.
Melalui kata pengantar ini penulis
lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada
kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan
pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan
makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi
makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Batam, 2014
“Penulis”
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Harga pangan global naik pada Maret 2012, dalam tiga bulan berturut-turut
kenaikan terjadi pada harga biji-bijian dan minyak nabati. Kenaikan harga
pangan dipicu oleh kenaikan harga minyak mentah dunia.
Pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai 1 April 2012.
Dampak dari kenaikan harga BBM itu, dipastikan harga pangan naik, sehingga
beban kehidupan masyarakat akan semakin berat. Kenaikan harga BBM dipastikan
akan berpengaruh pada harga sembako. Dengan demikian, daya beli masyarakat akan
menurun. Padahal, sembako adalah kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi
setiap hari. “Kalau BBM sudah naik, pasti beras naik, minyak goreng naik, gula
naik, dan barang-barang lainnya juga naik,”. kenaikan harga BBM yang akan
dilakukan karena seolah-olah pemerintah tidak punya opsi lain. Padahal, jika
pemerintah mau serius, masih ada opsi lain yang bisa ditempuh agar harga BBM
tidak terus naik. Kesimpulannya, manajemen energi Indonesia memang butuh banyak
pembenahan. Opsi yang seharusnya dilakukan pemerintah sejak dulu, adalah
mengolah minyak hasil dalam negeri sendiri, terutama untuk minyak tanah dan
premium. Sudah saatnya mengolah minyak tanah sendiri.
Sejumlah kebutuhan pokok khususnya pangan di berbagai daerah sejak
ditundanya kenaikan harga BBM mulai menunjukkan kenaikan. Kebutuhan pangan,
seperti cabai, beras, bawang merah dan putih, daging dan telur ayam, gula
pasir, naik, bahkan bisa mencapai dua kali lipat dengan kalau dilihat dari
faktor musim dan cuaca. Yang meningkat
tajam adalah cabai keriting dan cabai merah dengan lonjakan harga hingga
mencapai dua kali lipat.
Praktek nya dalam ilmu-ilmu Ekonomi, harga merupakan salah satu faktor
utama, meskipun bukan faktor satu-satunya yang mempengaruhi pilihan pembeli.
Harga menjadi faktor utama pilihan pembeli semakin terlihat di antara
kelompok-kelompok miskin. Namun, harga bukan menjadi faktor utama pilihan
pembeli bagi masyarakat yang mampu/kaya. Namun, teori ini hanya berlaku bagi
produk-produk di luar kebutuhan bahan pangan. Untuk kebutuhan bahan pangan yang
termasuk kebutuhan primer, akan memiliki dampak garis lurus dengan turunnya
pembelian pada kebutuhan sekunder dan pertumbuhan ekonomi.
Singkat kata kita bisa lihat dari situasi pasar dan kondisi pasar yang
begini beberapa gambaran. Pertama, Jika harga barang primer meningkat, sementara
pendapatan tetap, akan menyebabkan harga barang sekunder pun akan meningkat. Kedua,
Pembelian terhadap barang sekunder pun akan
menurun. Ketiga, Perubahan harga barang konsumsi menyebabkan tingkat
substitusi (pergantian) terhadap barang konsumsi akan berubah pula.
Dari 3 gambaran yang sudah dijelaskan, dapat dilihat kasusnya di
masyarakat, di mana pada saat cabai rawit harganya meningkat maka pedagang
makanan yang banyak menggunakan cabai akan menggantikannya dengan cabai oplosan
atau mengurangi kadar cabainya. Dengan demikian, dari penjelasan di atas, maka
harga kebutuhan primer harus dikendalikan oleh pemerintah. Jika tidak, maka
akan terjadi kelesuan ekonomi negara, yang berimbas pada penurunan daya saing
produk lokal dan penurunan pertumbuhan ekonomi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa dampak yang dirasakan dari kenaikan harga
bahan paku pangan ?
2. Bagaimana cara bijak untuk menanggulangi
kenaikan harga bahan baku pangan tersebut?
BAB 2
PEMBAHASAN
Kenaikan komoditas pangan
pokok terjadi di berbagai pasar di Indonesia, salah satunya di warung kelontong
Indri terus mengalami kenaikan. Selama tiga bulan terakhir harga pangan
mengalami naik turun, bahkan pada awal tahun terjadi harga tertinggi.
Kenaikan harga minyak mentah
dunia menjadi alasan awal bagi kenaikan harga bahan pokok yang terjadi saat ini
bukan hanya karena spekulan atau adanya penimbunan barang. Di sisi lain karena
adanya bencana alam yang menimpa Indonesia, misalnya bencana gunung sinabung
dan gunung kelud yang menyebabkan pertanian dan perkebunan di sekitaran
sinabung lumpuh dikarenakan akses menuju ke daerah mengalami hambatan, bahkan
tidak sedikit yang mengalami gagal panen. Banyak distributor yang tidak
memperoleh pasokan atau menunda belanja pasokan sambil menanti keadaan membaik.
Sebagai contoh hasil tani
dari daerah kediri yang dijual di warung kelontong Indri adalah cabai setan, dimana
pada Januari 2014 cabai setan sebesar Rp.85.000 per kilogram, harga justru
semakin naik pada Februari 2014 menjadi Rp.95.000 dan setelah keadaan gunung
kelud sudah mulai stabil harga cabai setanpun sedikit mengalami penurunan
menjadi Rp.85.000 pada Maret 2014.
Letak Batam yang berada di
pulau Sumatra menjadikan Batam mendapat kiriman barang salah satunya dari
daerah Medan dan sekitarnya. Seperti yang di ketahui Medan kaya akan hasil tani
dan perkebunan dan bencana yang menimpa sinabung memang berdampak pada harga
barang hasil daerah tersebut.
Tomat pada bulan Maret 2014 berharga
normal Rp.7.000 , namun pada Februari 2014 harga tomat cukup tinggi yaitu
Rp.20.000 dan harga tertinggi terjadi di Januari 2014 mencapai Rp. 25.000 . Hal
serupa juga terjadi pada Labu siam ( Maret 2014 Rp.7.000 per kilogram, Februari
2014 Rp.8.000 , Januari 2014 Rp.10.000 ), Kul ( Maret 2014 Rp.6.000 , Februari
2014 Rp.8.000 , Januari 2014 Rp. 10.000 ), Kentang ( Maret 2014 Rp.11.000 per
kilogram , Februari 2014 Rp.16.000 , Januari 2014 Rp. 20.000 ) dan buncis (
Maret 2014 Rp.8.000 per kilogram, Februari 2014 Rp.10.000 , Januari 2014 Rp.
12.000 ) .
Selain kedua faktor diatas (
kenaikan harga BBM dan bencana alam didaerah pemasok ) Batam sendiri mengalami
cuaca ekstrem selama tiga bulan terakhir, dimana kadar curah hujan sangat
minim, cuaca sangat terik bahkan sempat menyebabkan kebakaran hutan di beerapa
titik. Kondisi ini mengakibatkan hasil perkebunan lokal mengalami lonjakan
harga menjadi tidak stabil sebagaimana biasanya.
Di warung kelontong Indri
sayuran asal Batam yang harganya menjadi fantastis. Kangkung sejak awal tahun
2014 telah mengalami kenaikan yang sangat signifikan Rp.18.000 per kilogram,
pada Februari 2014 harga tidak mengalami perubahan atau cenderung sama di
Rp.18.000 per kilogram dan dikarenakan cuaca yang sudah mulai membaik pada
Maret 2014 kangkung mengalami penurunan menjadi Rp.8.000 per kilogram. Kejadian
kenaikan penurunan harga akibat cuaca ekstrem di Batam ini juga dialami oleh
bayam dimana pada januari 2014 mencapai Rp.15.000, Februari 2014 Rp.15.000 dan
kembali turun Rp.8.000 di Maret 2014.
Adapun bahan pangan lain
yang terus mengalami kenaikan harga di warung kelontong Indri yaitu, kacang
panjang dijual seharga Rp.26.000 per kilogram di Januari 2014, semakin naik di
Feruari 2014 Rp. 28.000 dan tidak mengalami perubahan di bulan Maret Rp.28.000.
Sayuran baby kaylan mengalami hal yang sama dan cenderung ekstrem, di Januari
saja sudah mencapai Rp.22.000 perkilogram, semakin melonjak di Februari dan
Maret 2014 yang mencapai Rp.25.000 per kilogram.
Januari 2014 cabai rawit
menyentuh harga tinggi Rp.45.000 per kilogram, beberapa minggu kemudian lebih
tepatnya di Februari 2014 turun menjadi Rp.40.000 dan terus mengalami penurunan
di Maret 2014 menjadi Rp. 36.000 . Begitu juga dengan cabai merah yang sebelumnya
( Januari 2014 ) bernilai Rp.34.000 per kilogram cenderung turun Rp.30.000 per
kilogram di Februari 2014 dan akhirnya menyentuh harga Rp.26.000 di Maret 2014.
Dilihat dari tiga situasi
diatas menunjukkan bahwa sistem kita masih sangat rapuh, sehingga mudah sekali
dipengaruhi faktor tertentu.
2.1 Dampak yang dirasakan dari kenaikan harga bahan paku pangan
Lonjakan harga pangan sepanjang tahun telah menyurutkan rasa
optimisme masyarakat terhadap perekonomian Indonesia. Karena itu kini
pemerintah tengah berupaya mengembalikan kepercayaan konsumen. Frustasi
meningkat, catatan lain yang perlu menjadi perhatian pemerintah adalah
rasa frustasi masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini meningkat. Survei
menunjukkan masyarakat makin pesimistis bisa mendapatkan pekerjaan akibat
minimnya jumlah lapangan kerja.
Kini pemerintah punya tugas tambahan selain menjaga APBN-P; memulihkan
kepercayaan dan optimisme masyarakat dengan aksi nyata.
2.2 Cara bijak untuk menanggulangi kenaikan harga bahan baku pangan
Solusi yang dapat ditawarkan untuk meredam faktor ekspektasi positif
ini mungkin bisa diharapkan dari opesari pasar dan pelaksanaan pasar murah di
beberapa titik konsumsi di seluruh Indonesia. Operasi pasar seperti ini dapat
bermanfaat untuk mengendalikan faktor psikologis pasar yang dipicu oleh
”ekspektasi positif” seperti disebutkan di atas, agar kenaikan harga pangan
tidak terjadi secara permanen.
Pada saat operasi pasar murah, pemerintah dapat menyampaikan pesan kepada
spekulan tentang keseriusan upayanya dalam menjaga stabilisasi harga pangan
pokok. Sasaran pasar murah dapat dibagi mejadi dua kelompok. Kelompok
pertama adalah masyarakat umum dan konsumen di kota besar, yang telah demikian
berat harus menanggung kenaikan harga pangan secara bersamaan.
Kelompok kedua adalah masyarakat miskin yang hidup di kantong-kantong
kemiskinan di perkotaan (dan perdesaan). Sasaran pasar murah bagi kelompok
kedua ini hanya akan efektif apabila dilaksanakan secara terpadu dengan
tingkatan pemerintah yang paling bawah, dalam hal ini Kepala Desa, beserta
aparat Rukun Warga dan Rukun Tetangga, yang seharusnya memiliki informasi
lengkap tentang status warga miskin di wilayah kerjanya.
Faktor kedua pemicu kenaikan harga pangan adalah kinerja pasokan yang
sedikit terganggu, walau pemerintah berkali-kali membantah bahwa pasokan pangan
aman dan terkendali. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa sistem produksi dan
sistem distribusi beberapa pangan terganggu karena kualitas sarana dan
prasarana transportasi banyak rusak.
Solusi yang dapat ditawarkan untuk mengatasi faktor produksi dan
distribusi ini adalah peningkatan produksi pangan dan pertanian yang diikuti
dengan perbaikan sarana dan prasarana infrastruktur vital, terutama jalan
negara sampai jalan desa. Peningkatan produktivitas pangan wajib menjadi acuan
strategi kebijakan, karena Indonesia tidak dapat mengandalkan cara-cara
konvensional dan sistem budidaya yang telah diadopsi selama 40 dekade terakhir.
Pada aspek distribusi, selain upaya pemberantasan atau pengurangan
pungutan resmi dan tidak resmi terhadap perdagangan komoditas pangan, perbaikan
jaringan jalan dan infrastruktur vital lain menjadi sesuatu yang hampir mutlak.
Rencana perbaikan jalan negara, jalan provinsi, kabupaten, sampai pada jalan
desa dan jalan produksi usahatani, wajib segera diwujudkan.
Faktor ketiga yang memicu kenaikan harga pangan adalah perubahan iklim.
Dengan harga faktor produksi yang juga ikut meningkat, maka tingkat keuntungan
relatif petani di Indonesia juga tidaklah terlalu tinggi. Demikian pula,
rendahnya pasokan cabe dan produk hortikultura lain juga ikut memicu eskalasi
harga komoditas penting bagi konsumsi rumah tangga dan industri kuliner
Indonesia.
Solusi yang dapat ditawarkan untuk menanggulangi faktor perubahan
iklim ini memang tidak ada yang berdimensi jangka pendek, karena proses
adaptasi dan mitigasi memerlukan waktu dan proses penyesuaian yang relatif
lama. Namun demikian, strategi penguatan cadangan pangan di tingkat pusat di
tingkat provinsi dan kabupaten/kota dapat dijadikan langkah penting dalam
jangka menengah.
Penanggulangan lonjakan harga pangan ini memerlukan kombinasi solusi jitu
pada tingkat keputusan politik dengan presisi tinggi pada tingkat teknis
ekonomis. Persoalan pangan dan kebutuhan pokok lain bukan ajang eksperimen
pencitraan para pemimpin, tetapi merupakan uji kepatutan dan hati nurani kaum
elit di negeri ini yang pantas disebut negarawan dan orang yg memiliki
keyakinan.
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kenaikan harga bahan pangan tiga bulan terakhir ( Januari, Februari dan
Maret ) di warung kelontong Indri diakibatkan oleh beberapa faktor kenaikan BBM, bencana alam yang melanda
daerah pemasok dan cuaca ekstrem kota Batam sendiri. Seharusnya pemerintah lebih siap akan segala
kebijakan-kebijakan yang mereka buat. Mungkin pemerintah bisa mengembalikan
harga sesuai harga normal yang semestinya. Ini dirasa berat bagi masyarakat
yang tergolong golongan kelas menengah ke bawah yang sangat memberatkan beban
yang meraka pikul. Pemerintah kini dituntut agar bisa mensejahterakan rakyatnya
agar tidak ada lagi kelaparan, pengangguran sampai tidak kuat mental (stres).
3.2 Saran
Secara pribadi penulis menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan atau kejanggalan. Ibarat kata “tak ada gading yang tak retak”, tentunya makalah
ini jauh dari kesempurnaan maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan untuk perbaikan makalah selanjutnya. Terimakasih.
LAMPIRAN
Tabel
perbandingan harga di warung kelontong Indri
periode
Januari – Maret 2014
No
|
Nama
|
Satuan
|
Januari
(Rp)
|
Februari
(Rp)
|
Maret
(Rp)
|
1
|
Bayam
|
Kg
|
15.000
|
15.0000
|
8.000
|
2
|
Buncis
|
Kg
|
12.000
|
10.000
|
8.000
|
3
|
Baby Kaylan
|
Kg
|
22.000
|
25.000
|
25.000
|
4
|
Cabai Setan
|
Kg
|
85.000
|
95.000
|
85.000
|
5
|
Cabai Rawit
|
Kg
|
45.000
|
40.000
|
36.000
|
6
|
Cabai Merah
|
Kg
|
34.000
|
30.000
|
26.000
|
7
|
Kangkung
|
Kg
|
18.000
|
18.000
|
8.000
|
8
|
Kacang Panjang
|
Kg
|
26.000
|
28.000
|
28.000
|
9
|
Kul
|
Kg
|
10.000
|
8.000
|
6.000
|
10
|
Labu Siam
|
Kg
|
10.000
|
8.000
|
7.000
|
11
|
Tomat
|
Kg
|
25.000
|
20.000
|
7.000
|
Barang – barang dagangan di warung
kelontong Indri
Kegiatan di toko kelontong Indri
Foto bersama pemilik warung kelontong ( Indri, baju
merah )
DAFTAR
PUSTAKA
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar